Minggu, 23 September 2018. Dateng ke
acara "Workshop Penulisan bersama
Tere Liye". Ketemu sama salah satu penulis yang karya-karyanya aku
suka, dengan mengandalkan Google Maps,
aku dan ketiga kawanku berangkat menuju
Gedung UNAIR Banyuwangi. Setelah ada beberapa drama salah gedung akhirnya sampe
lah kita di Gedung FSDKU UNAIR Banyuwangi. Nyampe sana udah banyak temen-temen
yang datang. Mulai dari pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, pun juga
teman-teman yang emang udah jadi penulis menelurkan beberapa karya seperti buku
dan lainnya.
Sekitar jam 8 acara dibuka, kami
disuguhi tari selamat datang khas Banyuwangi "Tari Gandrung". Acara
dilanjutkan dengan beberapa hiburan kemudian MC mempersilahkan Bang Darwis Tere
Liye memasuki ruangan dan mengisi acara. Semua audiens tampak antusias.
Bang Darwis menyapa audiens,
lalu menyampaikan poin-poin penting dalam menulis.
"Jadi, gimana sih cara untuk membuat
tulisan?"
"Gimana untuk bisa mulai menulis?"
Okee... ini rangkumanku dari 5 poin
utama yang Bang Darwis sampaikan. Oh ya dengan sedikit ada penambahan-penambahan
berdasarkan pemahamanku dari yang Beliau jabarkan.
1.
Penulis yang baik selalu menulis dengan sudut
pandang yang spesial.
Topik tulisan sejatinya bisa apa saja, bermacam –
macam namun penulis yang istimewa yakni yang dapat menulis topik yang berbeda,
tidak mainstream.
Seperti misalnya karya Kang Abik, kenapa
karya-karyanya kebanyakan best seller?
Padahal kalau dibaca kan seperti karya-karya novel yang lain tema cinta ada
cewek dan cowoknya, lalu ada orang ketiga. Karyanya yang bikin spesial yaitu
latar tempat cerita itu disampaikan di Kairo kan?
Itu yang bikin beda, itu salah satu contoh sudut
pandangnya spesialnya.
2.
Penulis yang baik harus selalu punya amunisi.
Hal ini diartikan tidak punya amunisi = tidak dapat
menulis.
Ya, istilahnya bagaimana kita dapat menulis,
sedangkan kita tidak memiliki topik atau hal yang ingin ditulis. Tapi, bagaimana
cara mendapatkan amunisi
- Riset → dengan banyak membaca dan menggali informasi.
Bahkan untuk beberapa penulis dengan karya yang bisa dibilang "masterpiece" mereka menghabiskan beberapa tahun untuk penelitian, berada di perpustakaan hanya untuk menghasilkan satu karya. Jadi, jangan bosan mengisi kepala dengan banyak bacaan dan informasi. Jika kita termasuk tipe orang yang mudah bosen membaca. HEY, saat ini ada banyak informasi yang bisa kita peroleh melalui youtube dengan konten-konten videonya, twitter yang bukan cuma tulisan aja tapi kita bisa nemuin gambar, dan platform lainnya yang memudahkan kita selalu menggali banyak informasi. Tapi pastikan dengan baik sumbernya ya, gimana caranya? balik lagi ke BACA. hehe. jadi, pada endingnya kita teteup harus membiasakan diri banyak membaca.
- Bertemu orang lain → bertemu dan berbincang dengan orang lain dapat menambah ide maupun inspirasi untuk kehidupan kita. Hal tersebut dapat menjadi sumber untuk tulisan secara tak langsung. Informasi banyak macam yang dapat mengisi banyak puzzle di dalam kepala kita, Sehingga pengetahuan baru bisa didapat. Sewaktu antri di mini market misalnya, daripada diam bending berbincang dengan orang lain kan? bertanya tentang suatu hal-hal sederhana yang sekiranya dapat mengisi puzzle dalam kepala kita.
- Banyak
perjalanan →
banyak pengalaman akan membuat kita kaya akan pengetahuan. Jalan-jalan
di keramaian (bagi yang emang suka yaaa), menikmati keindahan alam, ke museum,
atau mempelajari kebudayaan lokal sekitar kita merupakan hal menarik yang dapat
memberikan kita inspirasi untuk berkarya loh. Perjalanan
yang dimaksud disini, tidak selalu tentang perjalanan jauh kok. Ke pasar dekat
rumah, main-main ke rumah saudara atau teman juga termasuk sebuah perjalanan,
kan?
@act_elgharantaly pernah nulis di akun IG nya. intinya gini, "dua hal yang dapat mengubah cara pandangmu tentang dunia di luar sana, yakni membaca atau mengembara, selain itu adalah gawai kecil yang membuatmu memuji dan memaki". Emang bener sih, dari perjalanan kita akan mengetahui secara langsung suatu kondisi yang real terjadi. Bukan dari omongan antar omongan orang lain. Kita akan bener-bener ngerasain sendiri kondisi tersebut.
3.
Kalimat pertama adalah mudah, gaya bahasa kebiasaan,
ending tulisan yang menarik
- Kalimat pertama merupakan kalimat yang paling menarik selera, namun tulislah terlebih dahulu kalimat yang paling mudah dan ada dipikiran kita. Sehingga kita tidak berbelit dan pusing di kalimat pertama. Tulislah asal-asalan dulu, yang ada di kepala. Hal ini untuk memudahkan melanjutkan kalimat-kalimat berikutnya. Setelah tulisan mengalir dengan baik, kalimat pertama yang dirasa kurang pas dapat dihapus dan diganti dengan kalimat yang dapat menggungah pembaca untuk membaca kalimat-kalimat selanjutnya.
- Gaya bahasa atau teknis penulisan sesuai dengan kebiasaan kita, artinya fokus menulis mengalir begitu saja. Jangan terlalu terpaku pada struktur SPOK.
- Ending tulisan menarik
4. Mood jelek saat menulis adalah anugerah, namun
selalu mengalami mood jelek merupakan masalah.
Tetaplah menulis bagaimanapun keadaan, dalam mood
jelek sekalipun kalau bisa dilawan, dan tetaplah menulis walau 1 huruf. Kita
akan tetap sampai dalam menulis, namun pilihan kita mau dengan cara merangkak, terbang,
atau naik bis. Hehe
Eh.. mood jelek bisa jadi salah satu inspirasi buat
menulis loh. Misal, kita lagi galau tuh, kegalauan kita bisa dituangkan dalam
tulisan. Biasanya perasaan bisa lebih lega kan meluapkan kegalauan dalam tulisan?
5.
Latihan, latihan, latihan.
Banyak latihan sama dengan
membiasakan diri mengisi atau merangkai sel – sel dalam kepala kita, sehingga
ketika dibutuhkan hal itu dapat secara langsung keluar dari dalam fikiran kita.
Seperti tips menulis pada umumnya, satu-satunya untuk meningkatkan keahlian
menulis ya dengan cara sering menulis. Coba deh konsisten menulis, selama 30 hari misalnya atau buat target yang mewajibkanmu untuk menulis setiap hari. Tulislah apapun yang bisa kamu tulis, sesederhana curhatan kita atau hal-hal lain yang bisa dijadikan sebuah tulisan. Latihan, latihan, dan latihan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dah... sekian Tips menulis ala Tere Liye.
Eh iyaa, diending acara ada sesi book signing. aku dan kawan-kawan antri memanjang buat minta TTD sekaligus bertatap sapa sepatah dua patah kata dengan belio. Awalnya aku mau nyapa gitu sama belio, dah kupikirin mateng-mateng tuh ya kalimatnya. Semacam kaya gini lah,
"Bang, kapan lanjutan cerita Raib dan kawan-kawan rilis?"
Kepo aku tuh ya, penasaran sama kelanjutan kisah persahabatan Raib Ali Seli, sekalian pengen omong-omongan sama salah satu penulis produktif Indonesia gitu juga loh maksudnya hehe (kapan lagi EH?) tapi ndak tau kenapa.. di depan belio aku cuma senyam-senyum gak jelas sambil nunjukin dimana bang Darwis harus TTD. (HMM.. gimana sih?!) yoda lah ya gpp.
Eh iyaa, diending acara ada sesi book signing. aku dan kawan-kawan antri memanjang buat minta TTD sekaligus bertatap sapa sepatah dua patah kata dengan belio. Awalnya aku mau nyapa gitu sama belio, dah kupikirin mateng-mateng tuh ya kalimatnya. Semacam kaya gini lah,
"Bang, kapan lanjutan cerita Raib dan kawan-kawan rilis?"
Kepo aku tuh ya, penasaran sama kelanjutan kisah persahabatan Raib Ali Seli, sekalian pengen omong-omongan sama salah satu penulis produktif Indonesia gitu juga loh maksudnya hehe (kapan lagi EH?) tapi ndak tau kenapa.. di depan belio aku cuma senyam-senyum gak jelas sambil nunjukin dimana bang Darwis harus TTD. (HMM.. gimana sih?!) yoda lah ya gpp.
Dari acara ini, aku dapet beberapa ilmu tentang
kepenulisan, tentang membangun semangat buat nulis juga. Nah ini, ngisi blog
ini juga salah satu dampak dari ikutan workshop belio HEHE. Ya meski tulisannya
masih acak-adul. Tapi kan, seperti kata Bang Tere kita hanya perlu memulai, gak
usah memusingkan bagus atau tidaknya terlebih dahulu. namanya belajar juga ya
kan?
Eh iya sedikit cerita, aku bikin tulisan ini
diselingi curhatanku. Biar bisa dikenang gitu, salah satu kisah sehari
yang dijalani buat ngedapetin ilmu di workshop. Toh, perjalanan dalam mencari
ilmu juga merupakan ilmu yang harusnya dikenang dan dijadikan pembelajaran,
kan?
Misal nih, salah satu hal yang awalnya aku ragu-ragu
untuk aku tanyakan kepada beliau, next kedepannya kalau muncul kejadian yang
sama aku harus bisa mengatasi keraguan-keraguan itu. Jadi hal yang kurang baik
dimasa lalu bisa diatasi atau setidaknya diminimalisir lah ya.
Menulis ini juga sebagai rekam jejak, yang bisa
dibaca olehku saat cape mungkin. Ketika beberapa kenangan tak terjangkau dalam
ingatan, mungkin dengan tulisan cukup membantu memanggil kilatan
kenangan-kenangan tersebut. Mencharge
semangat bisa dari tulisan-tulisan kita sendiri. beneran, aku ngalamin sendiri.
jadi kadang aku sering curhat gitu di tumblr.
Oh ya, tumblr ini semacam mini blog
gitu ya. Dan ketika cape-capenya trus baca tulisan sendiri. rasanya
"Hhhhh, ternyata udah banyak banget
yang dijalani, dan perlu untuk disyukuri". Hal kaya gini nih, yang bikin
capenya cape melegakan. Mmm gimana ya? capeknya berasa nikmat
gitu. Jadi gak ada space dijiwa buat
ngeluh dan ngeluh.
Ahh, jadi inget salah satu quotes dari Taufan
Prakoso lewat akun Twitternya.
"Menulis adalah menjawab kegelisahan. Jadi,
apapun yang kita tulis, harus penting buat diri kita sendiri dulu, baru orang
lain. Karena.. ada kesakitan yang sembuh, ketika kita #menulis"
Komentar
Posting Komentar