Malam ini pergi ke kondangan kawan SD. Bahagia ngeliat kawan ‘terlihat’ bahagia di acara spesialnya :“).
Emang bener yaaa, bahagia itu nular. MasyaAllah.
Tapi juga ada haru yang menggelitik saat melihat kawan satu ini tampak cantik dengan gaun panjangnya tanpa ada komponen2 penting dalam kehidupan dia.
Iya, haru bahagia. haru2 sedih sikit nempel di hati.
Kenapa?
Jadi, kawanku satu ini dia adalah seorang yatim piatu. Tinggal di rumahnya sendiri, Bapaknya meninggal saat dia masih kecil. Ibunya baru beberapa taun yg lalu meninggal. Dia punya kakak, tapi kakaknya kerja di daerah lain. Agak jauh.
Hmm..
Jadi, ya sendiri gitu dia. Rumahnya selalu sepi.
Tapi yang ku tau dia seorang yang kuat.
Darimana kutau?
Dari senyumnya yang selalu dipancarkannya,
Dari kata2 tenangnya tiap ngobrol bareng..
Pas di kondangan dia, aku bicara sama kawanku tentang dia ( EH tapi bukan ghibah yaaa)..
Yhaa. Hati manusia memang penuh misteri, hanya diri sendiri dan Allah tentunya yg tau dalemnya gimana.
Sedih aja? Bahagia aja? Atau sedih bercampur bahagia?
No one knows.
Tapi yang pasti, sesulit atau sesedih apapun selalu ada topeng yang bisa digunain kita disetiap kondisi yg dilalui.
TOPENG?
“TOPENG” ga selalu buruk kok buat dipake, selama itu positif untuk kita dan sekitar kita, why not?
Emosi atau perasaan itu terkadang bisa nular.
Kita sedih, terus mampangin wajah sedih kita ke orang2 lain?
Bisa jadi orang2 sekitar jadi kesalur sedih kita. Ya kan?
Iya kalau mereka sdg baik2 saja. Kalo nggak?
Kalo mereka ada masalah pribadi yg juga berat?
Sama aja kita menambahkan beban dipundak mereka dg emosi/perasaan kita.
Jadi, kita bisa pake topeng. topeng bahagia misalnya, agar setidaknya kita menyalurkan energi bahagia kita buat org lain. Bukankah juga dapet pahala?
Topeng bisa dipake juga untuk nutupin aib2 kita yg subhanAllah pasti banyak banget.
Laah?
“Jadi keliatan munafik dong?”
“Ga apa adanya?”
Ya nggak lah, Allah aja nutupin aib2 kita, trus kita kenapa berusaha mengumbar-ngumbarnya?
Jadi apa adanya bukan tentang mengekspose semua keburukan kita pada orang lain.
Jadi apa adanya juga bukan berati kita enggan memperbaiki diri..
Sejatinya kita harus terus bergerak, bertumbuh dengan memperbaiki apa2 yg buruk. Perlahan menjadi baik.
Make topeng pun bukan lantas kita terus dalam keburukan bertutupkan topeng kita.
Topeng dipake untuk kebaikan kita dan orang lain, serta Allah tentunya yang terpenting.
Sepeti topeng yang dipake kawanku, mbak X ini.
Kita ga pernah tau, gimana perasaannya.
Gimana tangisan2 malamnya.
Kita ga pernah tau, gimana dia bergelut dengan rasa sakit, sepi, rindu, dan segala macam bentuk emosinya. We never know.Tapi dia sukses menularkan kebahagiaannya pada org lain, menyebarkan kekuatan2 yang orang lain pun jadi tergerak untuk mengenggamnya dalam kehidupan masing2.
She’s nice women.
She’s strong women.
May Allah always makes her life full of happiness.
So do I. n you to :)
- Glenmore, 'Desm 2018
Emang bener yaaa, bahagia itu nular. MasyaAllah.
Tapi juga ada haru yang menggelitik saat melihat kawan satu ini tampak cantik dengan gaun panjangnya tanpa ada komponen2 penting dalam kehidupan dia.
Iya, haru bahagia. haru2 sedih sikit nempel di hati.
Kenapa?
Jadi, kawanku satu ini dia adalah seorang yatim piatu. Tinggal di rumahnya sendiri, Bapaknya meninggal saat dia masih kecil. Ibunya baru beberapa taun yg lalu meninggal. Dia punya kakak, tapi kakaknya kerja di daerah lain. Agak jauh.
Hmm..
Jadi, ya sendiri gitu dia. Rumahnya selalu sepi.
Tapi yang ku tau dia seorang yang kuat.
Darimana kutau?
Dari senyumnya yang selalu dipancarkannya,
Dari kata2 tenangnya tiap ngobrol bareng..
Pas di kondangan dia, aku bicara sama kawanku tentang dia ( EH tapi bukan ghibah yaaa)..
Me :
"Rinn, mbak X bahagia banget yaa keliatannya. Senyum terus.. ketawa
terus…” aku ngomong gini sambil berkaca-kaca ngebayangin gimana dia
jalani ini semua sendiri, tanpa kedua orangtua disampingnya.
Rinn : “Iya ya bener. Senyum terus daritadi. Eh, tp bukannya dia emang murah senyum” Rinn menimpali sambil nyengir
Me : “ya pulak ya. Mbak nurul tu orangnya baik bgt. Suaminya juga baik kayaknya, makanya dia bahagia”
Rinn : “iya, yang cowok 'mbeneh’ kayae”
Kita ngobrol sambil makan es buah ditangan masing-masing
Me : “tadi pas akad gimana yaa? Perasaannya tanpa ortu.. hmm” (seketika mellow)
Rinn : “ya ituuu, aku aja dulu pas akad ada ortu disampingku tetep aja nangis” (ikutan mellow)
Me : “iyaa?? Di luar keliatan bahagia gitu, tp kita ga pernah tau dalemnya gimana.. ”
Rin : “Lahhh yo ituu...”
Sedih aja? Bahagia aja? Atau sedih bercampur bahagia?
No one knows.
Tapi yang pasti, sesulit atau sesedih apapun selalu ada topeng yang bisa digunain kita disetiap kondisi yg dilalui.
TOPENG?
“TOPENG” ga selalu buruk kok buat dipake, selama itu positif untuk kita dan sekitar kita, why not?
Emosi atau perasaan itu terkadang bisa nular.
Kita sedih, terus mampangin wajah sedih kita ke orang2 lain?
Bisa jadi orang2 sekitar jadi kesalur sedih kita. Ya kan?
Iya kalau mereka sdg baik2 saja. Kalo nggak?
Kalo mereka ada masalah pribadi yg juga berat?
Sama aja kita menambahkan beban dipundak mereka dg emosi/perasaan kita.
Jadi, kita bisa pake topeng. topeng bahagia misalnya, agar setidaknya kita menyalurkan energi bahagia kita buat org lain. Bukankah juga dapet pahala?
Topeng bisa dipake juga untuk nutupin aib2 kita yg subhanAllah pasti banyak banget.
Laah?
“Jadi keliatan munafik dong?”
“Ga apa adanya?”
Ya nggak lah, Allah aja nutupin aib2 kita, trus kita kenapa berusaha mengumbar-ngumbarnya?
Jadi apa adanya bukan tentang mengekspose semua keburukan kita pada orang lain.
Jadi apa adanya juga bukan berati kita enggan memperbaiki diri..
Sejatinya kita harus terus bergerak, bertumbuh dengan memperbaiki apa2 yg buruk. Perlahan menjadi baik.
Make topeng pun bukan lantas kita terus dalam keburukan bertutupkan topeng kita.
Topeng dipake untuk kebaikan kita dan orang lain, serta Allah tentunya yang terpenting.
Sepeti topeng yang dipake kawanku, mbak X ini.
Kita ga pernah tau, gimana perasaannya.
Gimana tangisan2 malamnya.
Kita ga pernah tau, gimana dia bergelut dengan rasa sakit, sepi, rindu, dan segala macam bentuk emosinya. We never know.Tapi dia sukses menularkan kebahagiaannya pada org lain, menyebarkan kekuatan2 yang orang lain pun jadi tergerak untuk mengenggamnya dalam kehidupan masing2.
She’s nice women.
She’s strong women.
May Allah always makes her life full of happiness.
So do I. n you to :)
- Glenmore, 'Desm 2018
Komentar
Posting Komentar