Dear, Azizah.

Assalamualaykum warahmatullah wabarakatuh.

Hai Zah, gimana kabarnya? aku nggak tahu nih, kapan ini dibaca. Tapi, tulisan ini mulai ditulis hari dimana kamu berangkat meninggalkan Jogja, untuk sementara, yakinku begitu. Kalau saja keyakinanku salah, nggak tau kenapa perasaanku berkata "tenang, nanti bakal ketemu lagi kok, InsyaAllah". Kata-kata itu cukup ampuh menenangkanku, menenangkan dari rasa nggak enaknya kehilangan "saudara" (bukan kehilangan sih, lebih tepatnya berjauhan).

Ijinkan aku sedikit bercerita di sini. Ku selipin gambar-gambar deh, karena aku tau kamu pasti bosan ngelihat tulisan yang agak panjang ini tanpa ada sesuatu yang menggungah mata. hihi

Pertama kenal Azizah tu dulu, pas di gedung Inovasi. Kita duduk-duduk di ruang tamu, sehabis pulang dari kuliah. Seingetku saat itu, kita bareng beberapa temen. Azizah nyapa duluan, ngajak kenalan.

My first impression padamu saat itu, "oh anak ini ramah. Seru kayaknya"

Tapi, beberapa saat, beberapa waktu "kok agak cuek ya orangnya..." akhirnya kita nggak terlalu banyak berkomunikasi. Komunikasi seadanya. Komunikasi seperlunya.

Nggak pernah kebayang bisa deket sama kamu, karena ada bagian "cuek" ku dan "cuek" mu yang kayaknya emang bikin kita nggak bisa nyatu gitu. Tapi, siapa kita kan ya bisa memprediksi bakal deket sama siapa dan siapa. Eh ternyata Allah dengan Maha KuasaNya malah membuat kita deket. Kita diberi beberapa momen bareng, yang mana membuat kita mengenal satu sama lain, lebih dekat satu sama lain. Alhamdulillah, bersyukur bisa kenal Azizah ainun nuha.

Kalo aku ditanya, Azizah itu orangnya gimana? 

Kamu itu orang yang cukup unik. Cuek sama hal remeh-temeh. Trus agak tertutup di beberapa bagian kehidupanmu. Kecuali emang kalo kamu bersedia buka dikit, kamu akan cerita. Dan aku pas denger ceritamu saat itu, agak kaget dan menyadari kalau "hidup itu emang sawang sinawang". Zah, setelah kamu cerita dengan penuh emosional saat itu, I see u as strong woman. Azizah masuk dalam list orang-orang kuat dalam kehidupanku :") (Ijinkan aku nangis pas ngetik ini ya, zah). 

Trus apalagi tentang Azizah? yang pasti kamu orang yang terus berusaha berproses. Tapi, minusnya kadang kamu nggak percaya sama dirimu sendiri, kamu berfikiran bahwa kamu selalu butuh orang lain untuk memutuskan sesuatu. 

Pertimbangan orang lain emang baik zah dalam membantu kita mengambil keputusan, tapi yang paling tau kehidupan dan apa yang kita mau itu cuma Allah dan diri kita sendiri.

Dengarkan masukan orang lain, tapi, keputusan sepenuhnya tetap ada ditanganmu. Nggak semua keputusan kita yang selalu kita "anggap" gagal dalam "kacamata kita" itu Gagal juga dalam "Kacamata Allah". Allah yang paling tau, Allah yang paling ngerti. Selama kamu mengambil keputusan karena Allah, dan minta ijin dulu sama  Allah. InsyaAllah itu udah yang terbaik. 

 

Trus apalagi ya?

Suka-duka? banyak kali yaa,

dukanya dulu deh. Eh tapi sebenarnya ini bukan duka sih. Soalnya aku menjalaninya ya happy-happy aja. Malah, aku merasa makin deket sama kamu ketika melewati momen-momen ini.

💭 Dibonceng ngebut, untuk survey tempat (Museum Van de burg) karena khawatir tempatnya tutup.

💭 Hujan-hujanan melawan badai dan petir pulang dari silatnas menuju kosan. Setelah itu, kamu masih lanjut Tahsin dan aku lanjut pengajian di Nurash. Kangen capek-capekan bareng :") kangen masa-masa sebelum pandemi huhu

 💭 Survey penginapan, ban bocor. Kita oleng dan panik ketika tiba-tiba motor tak terkendali mbleot-mbleot kanan-kiri haha!

 💭 Nyasar kemana-mana, pernah hampir tertabrak motor :")

 💭 Ketilang pak polisi, hehe. Zah, kayaknya kamu perlu memperbaiki kebiasaan ngebutmu deh wkwk. Slow aja naik motor tu. Emang mau kemana sih, buru-buru? Nikmati aja tiap perjalanan yang diberi. Kapan lagi kita melakukan sesuatu tanpa rasa takut akan tertinggal, tanpa rasa harus terus berlari? Terus kapan menikmati tiap apa-apa yang dikasih Allah dengan nafas dan syukur yang panjang? (Reminder also for me) .

dll. dll.

trus sukanya apa?

Banyak!

Ngobrol bareng, sharring bareng, nugas bareng, conference bareng, organisasi bareng, kajian bareng, dll dll. Makasih dah banyak ngingetin kebaikan. Makasih udah jadi salah satu teman 'tulus' yang memandangku memang sebagai temanmu. Aku dapat merasakan ketulusan itu, InsyaAllah. Mohon maaf kalo selama ini banyak salahnya, banyak kurangnya. 

Waktu itu, nggak tahu tepatnya tanggal berapa, yang pasti deket-deket kamu mau balik ke kampung halaman, tiba-tiba rasanya kangen banget sama kamu, karena emang udah agak lama kita nggak jumpa dan komunikasi saat itu. Trus pas itu, kok ya tiba-tiba kamu WhatsApp, 

"Nur, malam ini kan ya shirohnya?" 

aku bales "Iyap zizah" sambil nangis nggak tau kenapa. 

Trus dibalesnya sama kamu, "uuu, kenapakah aku rasanya lama kali gak ngomong dan jumpa kau" 

trus aku bales "kangen ya?"

kamu bales pake sticker aja. Terus aku bales "maybe because u're busy"

dan emot 😔 darimu menutup obrolan singkat kita saat itu. 

Zah, mungkin aku bukan salah satu temenmu yang asik buat diajak seru-seruan bareng, mungkin juga aku bukan salah satu temenmu yang care abis dan terkesan cuek nggak peduli tentang kamu. But, in deep inside, aku sayang Azizah karena Allah insyaAllah. Lewat tulisan ini aku coba buat sampein. Sebenernya, pengennya Allah saja yang nyampein itu udah lebih dari cukup. Tapi, sebagai pengingat juga jadinya aku nulis secuil momen kita di sini. Sebagai pengingat, kalo ukhuwah dan persaudaraan ini mesti terus dijaga. Ingatanku tuh pendek, makanya butuh medium seperti ini untuk merekam.

Terakhir deh, cuma pengen nyampein. Abi di sana pasti bangga sama Azizah. Bangga ngeliat His little girl udah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa yang terus berusaha berproses menjalani kehidupan ini. Berusaha keras menyingkirkan duri-duri yang ada di depannya bahkan beberapa menancap pada dirinya. Beliau pasti bangga zah. Meski aku nggak kenal, tapi dari cerita-ceritamu, aku yakin Beliau orang baik. Beliau pasti orang pemaaf yang orientasi akhiratnya di atas secuil dunia yang bukan rumah kita ini. 

Semangat menjalani kehidupan, zah. Semoga dewasa dan menua kita penuh hikmah. Dari mahalnya perjuangan dan kuatnya hati menghadapi kehidupan.

Selamat bertumbuh! Hargai tiap senti prosesnya.

Yogyakarta, 31/1/2021    2.12 pm

Your Friend who love u because Allah <3, InsyaAllah.

Ennur