Langsung ke konten utama

Love letter to my abah.

Bah, 2 tahun yang lalu aku minta ijin abah untuk sekolah lagi. Abah ngelarang. Aku coba jelasin baik-baik kalo niatku buat sekolah bukan cuma cari ilmu yang saat ini aku geluti, tapi lebih dari itu. Beberapa saat kemudian, abah menyetujui. Diijinkannya aku untuk sekolah lagi. 


Hari ini, 28 Juli 2021. Setelah ujian tesis, salah satu dosen menyuruh untuk memanggil bapak dan ibu. Nafasku tercekat ba. Aku bilang, "ibu sedang menemui tamu" tanpa melanjutkan kalau tamu yang ditemui ibu merupakan tamu yang berkunjung karena kematianmu. Aku gak kuat. Tapi aku berusaha untuk memanggil umi karena aku pengen beliau tidak melewatkan momen ini.

Akhirnya umi aku panggil. Umi datang dengan haru, sptnya haru bahagia dan duka. Ami mendampingi.

Para dosen memberi ucapan selamat atas kelulusanku, juga menyebarkan banyak doa-doa baik untukku yang disampaikan kepada umi, ami, dan beberapa sodara-sodara yang turut mendengarkan Zoom-meeting pada saat itu. Mereka menangis bersamaan, ba. Aku juga tak kuat, aku ikut menangis. Tapi, segera aku usap. Karena menangisi berlarut-larut membuat hati ini makin sakit.
 

Sebelum ami meninggalkanku setelah Zoom-meeting itu selesai, beliau memelukku sambil berkata "Abahmu pasti bangga". Pikiranku kemana-mana. Satu hal yang aku ingat, abah hanya akan bangga terhadap segala urusan yang mengarah pada akhirat. Seperti dahulu, masa-masa SMA. Ketika kita mendiskusikan bahwa aku harus masuk pesantren, dan aku memusingkan bagaimana nanti jika aku tidak bisa masuk pada universitas top di Indonesia, tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, dll dll. Abah berkata dengan lemah-lembut, "Abah nggak butuh duniamu, abah cuma pengen anak-anak abah bisa ngaji". Pada saat itu rasanya hati ini tertampar berkali-kali bah. Meski dalamnya ucapan itu, aku sadari lebih lagi saat aku mulai belajar tentang agama.
 

Ba, tak apa. Kau tak ada di sini, saat ini. Karena sebagaimanapun pikiran kemana-mana memikirkan banyak hal, penerimaan terhadap takdirNya adalah yang utama.

Tak apa ba. Kalau pada akhirnya Allah memberi beberapa moment tanpamu. Meski berat. Asal nanti, kita kumpul yaa ba. Di rumah sebenar-benarnya kita, di surga Allah, insyaAllah.
Meski diri sangat sadar bahwa belum selevel denganmu dibanyak aspek kebaikan. Semoga Allah jadikan aku dan yang lain berjuang untuk mengikuti jejak-jejak baikmu.
Tak apa ba, aku nahan kangen yang menyesaki dada tiap inget abah. Toh, hanya sementara kan ba? Aku yakin, Allah akan selalu kuatkan ba.

Abah, tenang di sana ya. Nanti kita jumpa lagi. Semoga aku dan keluarga ini bisa terus berusaha untuk menapaki jalan lurusNya ya ba. Semoga kami bisa saling bergandengan nyusul aba di surgaNya.

Syg aba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Volunteer Internasional Youth Leader di Malaysia (Part 1)

 Bertemu Peng Lina (Seorang Wanita Ramah dari Guangdong-China)   Bismillah, Juli 2019, pasca lulus kuliah dan banyak nganggurnya aku iseng mencoba daftar untuk menjadi volunteer suatu program internasional, namanya “International Youth Leader”.  International Youth Leader merupakan sebuah program pelatihan dan pendidikan kepemimpinan untuk pemuda yang bergerak dibidang students exchange , leadership camp , dan halal and travel tour . Youth Leader sendiri difokuskan untuk melatih pemimpin muda yang berpotensi agar mandiri dan siap bersaing dikancah internasioanal. Untuk lebih mengetahui tentang program ini dapat kepoin IGnya @internationalyouthleader. Dengan model keisengan tersebut, aku mencoba melengkapi persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh Youth Leader Team. Beberapa diantaranya yakni mengirimkan CV dan sertifikat TOEFL. CV aku desain semenarik mungkin dengan English version dan sertifikat TOEFL dilampirkan sesuai dengan masa berlakunya. Beberapa hari selanjutnya, secara ngga

Pesona Segarnya Air Terjun Legomoro Glenmore Banyuwangi

Senin, 21 Januari 2019  Aku dan kedua kawanku (Novi dan Iim) main-main keluar meng eksplore Glenmore, sekalian pengen refreshing gitu ceritanya. Mengenal lebih dekat dengan tanah kelahiran kami. Setelah menerima banyak kabar tentang cantiknya Air Terjun Legomoro. Akhirnya diputuskanlah untuk pergi kesana, terlebih lagi karena lokasi yang terhitung tidak jauh dari daerah rumah kami. Jarak dari RTH Glenmore sampai air terjun Legomoro sekitar 6 km dan butuh waktu sekitar 25 menit untuk sampai ke lokasi. Medan yang ditempuh melewati beberapa aspal dan banyak juga jalan berbatu yang cukup menyusahkan. Saat pergi kesanapun ada insiden aku dan Iim jatuh di jalan bebatuan wkwk. It was funny things .  ndlosor gaessss.... wkwkw untung motornya gapapa,  Ehhh.. maksudnya untung aku dan Iim gapapa 😅😆   Hmm. Memang lah ya untuk tiba di suatu tempat yang indah diperlukan perjuangan, kan? Perjalanan kesana pun cukup menyegarkan, kita disambut dengan pepohonan rindang yang sali

Bingung Gimana Cara Mulai Nulis? Ini nih... 5 Tips Menulis Versi Tere Liye

Minggu, 23 September 2018. Dateng ke acara " Workshop Penulisan bersama Tere Liye ". Ketemu sama salah satu penulis yang karya-karyanya aku suka, dengan mengandalkan Google Maps , aku dan ketiga kawanku berangkat menuju Gedung UNAIR Banyuwangi. Setelah ada beberapa drama salah gedung akhirnya sampe lah kita di Gedung FSDKU UNAIR Banyuwangi. Nyampe sana udah banyak temen-temen yang datang. Mulai dari pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, pun juga teman-teman yang emang udah jadi penulis menelurkan beberapa karya seperti buku dan lainnya.    Sekitar jam 8 acara dibuka, kami disuguhi tari selamat datang khas Banyuwangi "Tari Gandrung". Acara dilanjutkan dengan beberapa hiburan kemudian MC mempersilahkan Bang Darwis Tere Liye memasuki ruangan dan mengisi acara. Semua audiens tampak antusias. Bang Darwis menyapa audiens,  lalu menyampaikan poin-poin penting dalam menulis. "Jadi, gimana sih cara untuk membuat tulisan?" "Gimana untuk bis