Langsung ke konten utama

Pandemi Covid-19 Menampar Makhluk yang Bernama "Manusia"

 28 sept 2020

Berangkat ke Jogja. Di tengah perjalanan, Bu kos bilang kalo kudu rapid untuk masuk ke kos. Akhirnya bingung karena aku adanya surat sehat aja, tanpa rapid.

Bu kos bikin juklak kalo sampe di kospun harus isolasi 14 hari. Gak boleh kemana-mana selain ke kamar dan kamar mandi :") Di kereta ada perasaan sedih, sesekali keluar air mata karena bingung mesti gimana. Istighfar sama shalawat dibanyakin biar Allah kasih solusi.

Akhirnya Allah kasih solusi, dipandunya aku untuk cari penginapan dan mulai terpikir apa-apa yang mesti dilakukan sesampe Jogja.  Setelah research muter-muter dengan banyak pertimbangan, akhirnya dapat penginapan dengan harga yg agak terjangkau dan insyaAllah aman. Bukannya gimana, soalnya aku cewek dan sendiri. Akhirnya aku coba book salah satu penginapan.

Sampe penginapan sekitar jam 20.00. Alhamdulillah Allah maha baik. Aku dapet penginapannya enak dengan harga terjangkau, masnya sopan. Baru pertama aku masuk, dia ngucap salam gitu. Aku kan kamarnya sharring banyak bed-bed gitu. Trus aku tanya sama masnya,

"Di kamar ini cuma saya sendiri kah mas?" 

"Iya mbak, pandemi-pandemi gini jarang orang menginap" jawab masnya sopan

Berdoa lagi, supaya aman-aman aja sampe aku check out.


Oh ya, sebelumnya, di perjalanan menuju tempat Penginapan aku dapat Bapak Ojek online yang baik banget. Bapaknya humble. Dan diperjalanan cerita banyak hal. Cerita-cerita juga terkait aku yang nggak bisa langsung balik kos dan akhirnya menuju penginapan.

"Saya ketua RT mbak, kalau saya yang penting ada surat kesehatan udah sih" ucap Bapaknya sambil turut bersimpati pada diriku

Beliau sepertinya ada masalah sama penglihatannya sehingga pelan dan agak silau ketika ada lampu kendaraan.

Pas sampe penginapan, beliau ngasih saran, "Kalo ada yang ketok-ketok malem-malem jangan dibukain ya mbak. Hati-hati. Semoga aman ya" ucap beliau menenangkan sembari aku menyerahkan helm pada Beliau.

Berasa Allah merantarain Bapak ini buat bicara gitu mewakili Bapak-ku sendiri :")
Btw, ortu di rumah gak aku kabarin tentang masalah ini. Aku cuma ngabarin kalo udah sampe Jogja. Mungkin tau mereka, aku udah aman sampe kos.

Di dalem penginapan aku merasa udah agak aman dengan pelayanan yang diberikan. Tapi saat itu aku juga masih agak parno, takut diganggu-ganggu sama makhluk lain hehe. Soalnya sendiri dengan kasur-kasur yang agak banyak dan tertutup horden gitu.


Ini dia kamar yang aku tempatin

Aku cek lah ya satu-persatu gorden itu. Memastikan nggak ada manusia lain gitu juga sih. 

Sesekali aku denger suara-suara gitu, tapi nggak ku hiraukan karena kayaknya suara tetangga sebelah atau cuma angin-angin biasa. Tapi ntah saat itu jam 2 pagi atau jam 5. Aku udah tidur, dan aku berasa ada yang ngelilingin hordenku gitu. Aku berasa baca shalawat tapi kaya ketahan-ketahan gitu berat.

Trus akhirnya bisa nafas dan bangun. Mimpi ternyata. seperti berkorelasi dari keparnoanku, atau emang ada yang membangunkanku biar bangun pagi, soalnya aku lagi nggak sholat.

Pagi hari. Aku Rapid-test di stasiun Tugu.
Alhamdulillah non reaktif.
Balik penginapan nunggu agak siang untuk check out.
Lalu, balik kosan.

Menjalani isolasi 14 hari yang nggak terlalu terasa lamanya. 

Pandemi ini cukup menghalangi beberapa aktivitas. Hampir setahun lamanya, tapi belum jua usai. Tapi, tak mau ku mengutuk Pandemi ini, karena ya gimana? Toh ini semua juga bagian dari Takdir Allah yang harus diterima. Cuma mungkin agak nggak nyangka juga, bisa menjadi salah satu bagian dari perjalanan sejarah Pandemi disuatu masa. 

Semoga Pandemi ini cepat usai, dan apa yang orang-orang bilang tentang "setelah pandemi, peradaban dunia akan mengalami perubahan, dan biasanya The World is getting better" menjadi suatu hal yang nyata.  Aamiin.. aamiin

Pandemi ini makin menyadarkan, bahwa sehebat apapun manusia dengan teknologinya. Tetap saja kita itu lemah, bahkan berhadapan dengan makhluk mikroskopis bernama virus saja, nggak berdaya. Nggak bisa apa-apa.

Jadi, apa yang pantas kita sombongkan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Volunteer Internasional Youth Leader di Malaysia (Part 1)

 Bertemu Peng Lina (Seorang Wanita Ramah dari Guangdong-China)   Bismillah, Juli 2019, pasca lulus kuliah dan banyak nganggurnya aku iseng mencoba daftar untuk menjadi volunteer suatu program internasional, namanya “International Youth Leader”.  International Youth Leader merupakan sebuah program pelatihan dan pendidikan kepemimpinan untuk pemuda yang bergerak dibidang students exchange , leadership camp , dan halal and travel tour . Youth Leader sendiri difokuskan untuk melatih pemimpin muda yang berpotensi agar mandiri dan siap bersaing dikancah internasioanal. Untuk lebih mengetahui tentang program ini dapat kepoin IGnya @internationalyouthleader. Dengan model keisengan tersebut, aku mencoba melengkapi persyaratan-persyaratan yang diajukan oleh Youth Leader Team. Beberapa diantaranya yakni mengirimkan CV dan sertifikat TOEFL. CV aku desain semenarik mungkin dengan English version dan sertifikat TOEFL dilampirkan sesuai dengan masa berlakunya. Beberapa hari selanjutnya, secara ngga

Pesona Segarnya Air Terjun Legomoro Glenmore Banyuwangi

Senin, 21 Januari 2019  Aku dan kedua kawanku (Novi dan Iim) main-main keluar meng eksplore Glenmore, sekalian pengen refreshing gitu ceritanya. Mengenal lebih dekat dengan tanah kelahiran kami. Setelah menerima banyak kabar tentang cantiknya Air Terjun Legomoro. Akhirnya diputuskanlah untuk pergi kesana, terlebih lagi karena lokasi yang terhitung tidak jauh dari daerah rumah kami. Jarak dari RTH Glenmore sampai air terjun Legomoro sekitar 6 km dan butuh waktu sekitar 25 menit untuk sampai ke lokasi. Medan yang ditempuh melewati beberapa aspal dan banyak juga jalan berbatu yang cukup menyusahkan. Saat pergi kesanapun ada insiden aku dan Iim jatuh di jalan bebatuan wkwk. It was funny things .  ndlosor gaessss.... wkwkw untung motornya gapapa,  Ehhh.. maksudnya untung aku dan Iim gapapa 😅😆   Hmm. Memang lah ya untuk tiba di suatu tempat yang indah diperlukan perjuangan, kan? Perjalanan kesana pun cukup menyegarkan, kita disambut dengan pepohonan rindang yang sali

Bingung Gimana Cara Mulai Nulis? Ini nih... 5 Tips Menulis Versi Tere Liye

Minggu, 23 September 2018. Dateng ke acara " Workshop Penulisan bersama Tere Liye ". Ketemu sama salah satu penulis yang karya-karyanya aku suka, dengan mengandalkan Google Maps , aku dan ketiga kawanku berangkat menuju Gedung UNAIR Banyuwangi. Setelah ada beberapa drama salah gedung akhirnya sampe lah kita di Gedung FSDKU UNAIR Banyuwangi. Nyampe sana udah banyak temen-temen yang datang. Mulai dari pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, pun juga teman-teman yang emang udah jadi penulis menelurkan beberapa karya seperti buku dan lainnya.    Sekitar jam 8 acara dibuka, kami disuguhi tari selamat datang khas Banyuwangi "Tari Gandrung". Acara dilanjutkan dengan beberapa hiburan kemudian MC mempersilahkan Bang Darwis Tere Liye memasuki ruangan dan mengisi acara. Semua audiens tampak antusias. Bang Darwis menyapa audiens,  lalu menyampaikan poin-poin penting dalam menulis. "Jadi, gimana sih cara untuk membuat tulisan?" "Gimana untuk bis